Orang-orang tua yang bijak, jika ditanya dimana letak bahagia ?. Kebanyakan dari yang saya temui, tanpa banyak bicara mereka akan menunjuk jarinya ke arah dada, tepatnya ke dalam hati. Dan Rasululloh SAW, mengajarkan dalam riwayat Bukhori 6446 dan Muslim 1051, bahwa yang namanya kaya | ghina, bukanlah terletak pada banyaknya harta dan kemewahan dunia, tapi hati yang selalu merasa cukup.
Waow, hati yang merasa cukup. Ini memberikan makna yang sangat luas. Bukan hanya sekedar guyonan yang selama ini sering kita dengar, ketika pingin punya mobil ada uang yang cukup, ketika pingin ini dan itu ada faktor yang cukup untuk menyelesaikannya. Bukan’ bukan yang hal yang seperti itu yang dimaksudkan ghina. Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam bukunya Rahasia Hati hal 50 menjelaskan bahwa kenikmatan ini ada dua, yaitu kenikmatan untuk badan dan kenikmatan untuk hati. Selanjutnya dijelaskan bahwa jika pemenuhan kebutuhan dan kenikmatan untuk hati telah terpenuhi, maka dengan sendirinya kenikmati badani akan terpenuhi dengan baik.
Untuk mendapatkan hati yang kaya serta pemenuhan hasrat terdalam dalam jiwa, Al Qur’an telah mengajarkan dengan indah, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS 16:97).
Lalu, gimana fenomena-fenomena yang selama ini kita temukan dalam kehidupan sehari-hari terhadap berbagai perilaku dan pemikiran yang sempit dalam memaknai kehidupan dunia ini?. Tidak lain sebagian diantara kira masih jauh dari ketentuan yang Alloh Ta’ala ajarkan pada kita, “Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta (QS 20:124).
Inilah jalan yang sangat indah, bahwa mewujudkan parameter sukses dan bahagia, bagi seorang muslim hanya bisa dilakukan dengan keshalihan diri dan keshalihan sosial sebagaimana yang diajarkan Rasululloh SAW, kehidupan yang menuju ridho Alloh Ta’ala. Dengan menggenggam hati ghina, apapun yang kita alami dikehidupan ini mendatangkan rasa syukur. Ketika mendapatkan kebaikan tidak membuatnya terlena dan ketika dalam kondisi sedih tidak membuatnya putus asa. Sungguh beruntung orang yang mampu menyeimbangkan konsep sukses yang terpadu antara pemenuhan kebutuan materi, pemenuhan kebutuhan jiwa dan kemanfaatan diri menuju kebehagiaan dunia dan akhirat. Karena sesunggunya sukses itu sederhana, kitalah yang meenjadikannya rumit.
