jangan takut ditertawakan, karena saat itu, Andalah orang yang sedang dilatih menjadi manusia tangguh. Itulah modal meraih impian Anda di masa depan !
“Dian…”, “Alif…”, “Inay…”. Teriak sejumlah anak yang mengusulkan
seseorang untuk tampil ke depan mempresentasikan makalah pembelajaran
saat itu. Mereka mengusulkan nama-nama itu, sambil tertawa terbahak,
atau meringkik cekikikan. Dengan suka citanya, mereka mentertawakan,
rekan-rekannya, yang diharapkan akan ditunjukkan Sang Guru, untuk
mempresentasikan makalah dimaksud.
Ada aura bahagia. Bila orang lain ditunjuk oleh guru untuk ke depan. Apapun kasusnya. Apakah itu mengerjakan tugas di depan. Menjelaskan ulang materi ajar di depan. Mencatat ke depan. Menghapus papan tulis dari berbagai tulisan pelajaran sebelumnya. Dan lain sebagainya. Sejumlah orang, kerap kali merasa bahagia bila sukses menunjuk orang lain sebagai korban, dan ditunjuk guru untuk melakukan tugas di depan kelas.
Terdapat banyak reaksi siswa yang mendapat korban tunjukkan itu.
Menolak. Malu. Kecewa. Marah. Semua itu kadang muncul sebagai bagian
dari reaksi terhadap ulah teman-temannya itu. Pertanyaan kita, haruskan
kita berbuat seperti itu ?
Jawabannya, “jangan malu ditertawakan orang”, “Jangan Takut ditertawakan Orang”. Bersyukrulah kepada orang yang menunjukmu, untuk melakukan tugas guru tersebut. Mengapa demikian ?
Pertama, dengan ditunjuknya Anda oleh guru untuk melaksanakan salah satu tugas kelas, akan menjadi kredit point dalam perhatian, dan
penilaian guru. Itu pasti.Perhatian dan penilaiannya itu, akan jauh
lebih positif dibandingkan dengan orang yang sukanya memerintah orang
lain, nunjuk orang lain, atau mentertawakan orang lain.
Kedua, dengan tampilnya Anda sebagai orang yang tertunjuk, merupakan kesempatan Anda untuk meraih peluang. Khususnya peluang belajar. Bila harus mengambil peralatan belajar, Anda tengah belajar melayani orang lain. Bila harus menghapus papan tulis, setidaknya Anda tengah belajar melayani gurumu sendiri. pelajaran dan pembelajaran ini penting. Kegagalan orangtua sekarang ini, kegagalan guru sekarang ini, adalah tidak mampu membina putra-putrinya, dan siswa-siswinya belajar menghormati dan melayani orang tua.
Ketiga, bila kita diberi kesempatan untuk tampil, kita sudah
mendapatkan berkah dari Tuhan, yaitu mendapat kesempatan untuk
membuktikan kemampuan kita dihadapan orang lain. Kesempatan itu adalah
mahal. Kesempatan itu adalah kekayaan yang hanya dimiliki oleh orang
sukses. Orang yang tidak memiliki kesempatan, apapun bentuknya, adalah
orang-ornag yang merugi.
Dengan demikian, berbahagialah, jika kita mendapatkan kesempatan untuk ditugaskan oleh kelompok untuk tampil ke depan kelas. Bahagialah, diri kita, bila mendapat kesempatan untuk menjadi wakil kelas. Bahagiakanlah kita, bila kita mendapat ketibanan lelucon teman-teman untuk jadi ‘korban’ guru dalam melaksanakan tugas tertentu.
Saat kita ditunjuk oleh guru, sesungguhnya kita bukan jadi korban.
Saat kita ditunjuk oleh guru, sesungguhnya, kita adalah satu-satunya
orang yang diberi kesempatan untuk belajar, untuk memanfaatkan
kesempatan, dan untuk menunjukkan kemampuan. Sementara orang lain,
merasa nyaman dengan ketidakpernahannya uji coba kemampuannya sendiri ?
Tahukan mereka, akan kemampuan dirinya saat itu, bila tidak pernah unjuk kemampuannya ?!
Keempat, bila kedapatan kita ditunjuk guru untuk melaksanakan salah
satu tugas di depan kelas, dan kemudian rekan sekelas mentertawakan
kita, percayalah, bahwa peristiwa itu adalah peristiwa pembelajaran
terhadap mental kita. Semakin kuat tertawa sahabat-sahabat kita, semakin
melatih mental kita untuk terus tangguh dihadapan sebuah tantangan.
Hanya mereka yang memiliki mental kuat, bisa tampil ke muka, dan meraih kesempatan mulia
Melatih otot dengan olahraga. Melatih pikiran dengan ujian tertulis.
Sementara untuk melatih mental yaitu membangun kesabatan dan ketahanan
mental dalam menghadapi teror mental dari luar. Tertawanya teman-teman,
ledekan teman-teman, kritikan teman-teman, atau omelan teman-teman,
semuanya itu adalah pendidikan dan pelatihan mental terhadap diri kita.
Orang yang lemah mentalnya, dia tidak akan berani tampil ke muka. Selama itu pula, dia tidak akan pernah mendapat kesempatan baik, untuk meraih kesuksesan. Bagaimana dia mau uji coba kemmapuan, bila masih tetap malu, pemalu dan memalukan !
Hemat kata, jangan takut ditertawakan, karena saat itu, Andalah orang
yang sedang dilatih menjadi manusia tangguh. Itulah modal meraih impian
Anda di masa depan !